Pada 29 Agustus 2025, Mahkamah Konstitusi Thailand secara resmi mencopot Paetongtarn Shinawatra dari jabatan Perdana Menteri dalam putusan dengan suara 6–3, menyatakan bahwa percakapan teleponnya dengan mantan PM Kamboja, Hun Sen, telah melanggar standar etik dan membahayakan kepentingan nasional . slot mahjong
Skandal Telepon yang Memicu Krisis
Pada 15 Juni 2025, rekaman 17 menit percakapan antara Paetongtarn dan Hun Sen bocor ke publik. Dalam percakapan tersebut, Paetongtarn memanggil Hun Sen sebagai “uncle”, bahkan menyebut seorang panglima militer Thailand sebagai “opponent” yang hanya ingin tampak hebat—ucapan yang dianggap merendahkan kehormatan militer serta mengindikasikan loyalitas pribadi daripada nasional
Setelah audio tersebut dipublikasikan oleh Hun Sen, reaksi domestik begitu keras. Partai koalisi terbesar, Bhumjaithai, mundur, memicu gejolak politik yang berujung pada penurunan indeks bursa dan demonstrasi massal di Bangkok
Proses Hukum dan Pencopotan
Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa telepon tersebut menunjukkan bahwa Paetongtarn menempatkan hubungan pribadi di atas kepentingan negara. Penunjukan caretaker dilakukan oleh Wakil PM Phumtham Wechayachai, dan kabinet resmi dibubarkan
Situasi ini menggambarkan ketegangan kuat antara pemerintah sipil dan militer serta institusi konservatif — sebuah narasi politik yang berulang dalam sejarah keluarga Shinawatra